Mengenal Seluk Beluk Tata Panggung Wayang Yang Jarang Diketahui
Wayang merupakan salah satu pertunjukan seni nusantara yang sudah banyak dilupakan oleh generasi millennial zaman now. Hal ini bisa dibuktikan dengan minimnya anak muda yang tahu terkait dengan tokoh wayang yang sangat beragam. Ditambah lagi dengan pentas wayang pada sebuah panggung wayang yang sudah sangat jarang digelar oleh beberapa pihak. Tidak mengherankan jika kemudian warisan budaya ini mulai sedikit demi sedikit tergerus oleh zaman.
Mengenai seluk beluk wayang yang biasa ditampilkan pada panggung wayang, dikatakan bahwa ada beberapa jenis wayang yang bisa kita saksikan selama ini seperti di wilayah Solo, Jawa Tengah. Dalam hal ini, beberapa orang di wilayah tersebut menampilka wayang kulit dan beberapa ada yang mencoba mendeklamasikan cerita wayang melalui lakon wayang wong atau wayang yang diperagakan oleh manusia.
Mengenal tata letak dari panggung wayang
Namun, tahukah Anda mengenai seluk beluk panggung wayang yang sesungguhnya. Cukup mengejutkan jika jenis panggung untuk wayang ini ternyata memiliki berbagai bagian yang masing-masing bagiannya memiliki fungsi tersendiri. Untuk lebih jelasnya, berikut beberapa bagian dari sewa panggung jakarta pertunjukan wayang yang perlu Anda ketahui dengan baik.
-
Arena atau panggung wayang
Dalam sebuah pagelaran wayang kulit yang sangat megah dan berkesan, nantinya Anda akan membutuhkan yang namanya panggung wayang. Untuk diketahui bahwa sewa panggung jakarta selatan tersebut sudah sepatutnya dibuat sedemikian rupa dengan mempertimbangkan kekuatan dan luas dari panggung tersebut untuk bisa dijadikan tempat pertunjukan. Sebuah arena nantinya juga akan digunakan untuk menata lampu demi mendukung pencahayaan yang maksimal.
Mengenai tata lampu yang akan digunakan nantinya akan membantu dalam menerangi “jagad” atau tempat dipertunjukkannya wayang tersebut, dikatakan harus memberikan pencahayaan yang maksimal pada bagian layar sehingga wayang akan terlihat dengan sangat jelas. Selain itu, dalam panggung wayang dibutuhkan sebuah backdrop untuk nantinya digunakan dalam mempertunjukkan wayang dalam sebuah cerita.
-
Bagian gedebog untuk wayang
Dalam tata panggung wayang, Anda nantinya juga akan membutuhkan yang namanya gedebog atau yang lebih dikenal batang pohon pisang. Fungsi dari gedebog itu sendiri adalah untuk menancapkan wayang yang akan dipentaskan nanti dalam sebuah cerita tertentu, sehingga akan memudahkan alur cerita wayang tersebut.
Lebih detailnya lagi terkait dengan panggung wayang, dikatakan bahwa gedebog yang dipasang juga memiliki beberapa bagian penempatan seperti halnya siti inggil tengah atau gedebog yang posisinya di depan seorang dalang. Selain itu ada paseban tengen yang merupakan gedebog sisi bagian bawah kiri dan juga paseban kiwa atau gedebog yang dipasang pada sisi kiri bawah. Keseluruhannya memiliki fungsi masing-masing.
-
Dodogan wayang
Secara umum, kaitannya dengan panggung wayang juga terdapat dodogan wayang yang merupakan sebuah kota untuk kemudian dipukul dan menghasilkan suara yang mengiringi dalang dalam membawakan sebuah cerita wayang. Dalam pagelaran wayang, dodogan tersebut memiliki berbagai jenis seperti dodogan neter, dodogan banyu tumetes, dodogan sepisan dan dodogan rangkep yang mana masing-masing dodogan memiliki fungsi sendiri-sendiri.
Mengenai fungsi dari dodogan dalam sebuah panggung wayang adalah untuk membantu dalam pergantian pagelaran dialog wayang, memberikan adanya penekanan ataupun gerakan pada sebuah wayang, mengeraskan ataupun mempelankan musik iringan hingga menghentikan jalannya musik iringan.
-
Cempala
Dalam tata panggung wayang juga mengenal yang namanya cempolo atau yang lebih dikenal dengan sebutan peralatan yang digunakan untuk memukul kotak wayang. Dikenal dengan sebutan tabuh keprak, peralatan yang terbuat dari kayu dengan bagian pemegangnya berbentuk bulat ini dibuat dari bahan yang kuat dan berat seperti kayu nangka ataupun kayu galih asem.
Di zaman dahulu, beberapa dalang menggunakan cempala yang terbuat dari bahan tanduk kerbau. Penggunaan cempala pada panggung wayang ini akan digunakan untuk memberikan adanya isyarat ataupun aba-aba bagi mereka yang berada di posisi sebagai penabuh gamelan. Selain itu, pada adegan yang bersifat klimaks, cempala besar sering kali digunakan untuk memberikan isyarat yang jauh lebih keras.
Sedangkan untuk kegunaan dari cempala itu sendiri adalah untuk membangun sebuah suasana yang jauh lebih greget. Beberapa dalang memiliki cempala sendiri karena dirasa sangatlah mantab untuk dimainkan dalam sebuah pagelaran wayang. Untuk ukuran cempala itu sendiri memiliki kisaran 17cm (besar) dan juga 11cm (kecil).
-
Keprak
Selain beberapa perlengkapan di atas, dalam panggung wayang juga selalu dilengkapi dengan yang namanya keprak atau yang dikenal dengan sebutan kecrek ataupun keprek yang akan menghasilkan bunyi crek, prak atau prek jika dipululkan. Dalam praktiknya, keprak ini dibuat dari bahan logam seperti perunggu, baja ataupun besi. Dengan menggunakan keprek, maka akan memantapkan karakter setiap tokoh wayang.
Dalam penempatannya di panggung wayang, keprak itu sendiri ditempatkan pada sisi bagian bibir kotak wayang yang ada di bagian depan sisi kanan. Selain itu, keprak dilengkapi dengan cantolan keprak juga yang difungsikan sebagai pengait. Untuk jumlah keprak yang digunakan dalam sebuah pertunjukan wayang versi Jawa Timuran adalah 2 ataupun 3 keprak. Seiring dengan perkembangan zaman, keprak yang digunakan lebih dari 3 buah.
-
Eblek atau tempat menata wayang
Tidak ketinggalan dalam sebuah panggung wayang juga dilengkapi dengan eblek yang nantinya akan menjadi tempat wayang setelah dikeluarkan dalam sebuah kotak. Dalam pengaplikasiannya, eblek ini dibuat dari sebuah anyaman bambu yang pada sisi tepinya diberikan penguat agar tidak kendor. Selain itu, eblek juga diberikan sarung yang terbuat dari kain untuk membuat tampilannya lebih rapi.
Sebuah eblek yang ditempatkan dalam panggung wayang juga difungsikan untuk tempat memilih wayang yang akan ditampilkan. Tidak mengherankan jika dalam sebuah kotak wayang memiliki 5 hingga 8 buah eblek. Dengan menggunakan eblek, maka semua wayang akan tertata dengan lebih rapid an mudah dalam pencariannya.
-
Blencong atau belincong
Di zaman dahulu kala, dalam sebuah panggung wayang selalu dilengkapi dengan yang namanya blencong atau belincong yang akan menjadi penerangan atas penampilan wayang kulit di malam hari. Blencong itu sendiri merupakan sebuah lampu dengan menggunakan bahan dasar berupa minyak kelapa yang kemudian dipadukan dengan sumbu untuk disulut api.
Dalam praktiknya, belincong yang digunakan pada sebuah pertunjukan wayang di atas panggung wayang melambangkan sebuah cahaya abadi yang memiliki makna seperti halnya Tuhan Yang Maha Esa. Jika suatu ketika lampu tersebut padam, maka tidak akan ada lagi sebuah pertunjukan wayang pada saat itu juga.
Mengenai tata panggung wayang kulit, dikatakan bahwa ada bagian-bagian tersendiri yang nantinya difungsikan untuk memaksimalkan pertunjukan wayang tersebut. dalam hal ini, bagian itu akan mendukung jalannya pertunjukan wayang kulit. Tidak mengherankan jika sebuah sewa panggung rigging jakarta akan selalu didesain dengan sangat luas karena keperluan pentas yang juga harus dibuat semaksimal mungkin. Dengan memperhatikan semua detail dalam penampilan sebuah wayang, maka Anda akan mendapatkan pertunjukan wayang yang jauh lebih spektakuler dengan makna cerita di dalamnya juga tersampaikan dengan sempurna.
0 komentar:
Posting Komentar